Sejarah Singkat TIPO
SEJARAH SINGKAT TIPO
Dalam budaya di
Tanah Kaili sangat dikenal sebuah istilah yang disebut dengan “Notutura”.
Notutura bermakna menyampaikan sesuatu hal yang dianggap penting kepada orang
lain dengan cara bertutur atau menyampaikan secara lisan yang dalam bahasa
kaili disebut “potutura”. Notutura ini tidak sama dengan sekedar berceritra, sehingga apabila ada orang tua yang
akan menyampaikan potutura maka harus didengarkan secara seksama oleh orang
yang mendengarkan karena didalamnya banyak pesan-pesan moral yang akan diambil
hikmah dan manfaatnya.
Hal semacam ini
dapat dimaklumi sebagai suatu sarana untuk menyampaikan peristiwa atau sejarah
yang terjadi jauh sebelumnya kepada generasi selanjutnya, karena dalam budaya
di tanah kaili tidak terdapat aksara yang dapat digunakan untuk menulis suatu
pesan yang akan disampaikan kepada orang lain.
Menurut potutura
yang berkembang di masyarakat Tipo hingga sekarang ini, nama daerah Tipo dahulu
disebut dengan “Katepuna” yang beasal dari satu suku kata dalam Bahasa Kaili
yang artinya “Penyelesaian” dimana setiap timbul permasalahan atau
perkara-perkara yang terjadi di kampung-kampung atau desa-desa lain di Lembah
Palu selalu diselesaikan di tempat ini, dan apabila perkara tersebut telah
dapat diselesaikan secara musyawarah maka disebutlah “Natepumo” yang berarti
sudah selesai, sehingga menjadi popoler daerah tersebut dikenal dengan nama
Katempuna. Dalam perkembangan selanjutnya berdasarkan musyawarah masyarakat
bersama tokoh adat dan tokoh agama, nama Ketepuna diubah menjadi Tipo yang secara
etimologis berasal dari kata (tepu) tersebut.
Untuk menguatkan
nama Katempuna sebagai tempat penyelesaian yang kemudian berubah menjadi Tipo,
dibuktikan dengan adanya penyelesaian dalam pembentukan Provinsi Sulawesi
Tengah menjadi provinsi tersendiri, yang ditanda tangani oleh Gubernur Sulawesi
Utara Tengah (Sulluteng) F.Y. Tumbelaka di Dusun Katoyo Kampung Tipo pada
tanggal 13 April 1963. Saksi hidup yang merupakan sumber informasi menuturkan
bahwa SK tersebut ditanda tangani di atas batu besar dibukit Pantai, dan sampai
saat ini batu besar yang dimaksudkan tersebut masih ada.
Penandatanganan SK
yang dilaksanakan di Tipo juga terjadi karena F.Y. Tumbelaka mempunyai hoby
berenang sehingga dia memilih salah satu tempat yang dapat di jadikan tempat
wisata, yaitu Pantai di Kampung Tipo. Sehingga pada masa kepala kampung dijabat
oleh Lamasido, beliau menamakan permandian tersebut dengan nama Pantai
Tumbelaka, yang dikenal sampai saat ini.
Selanjutnya
terbentuknya Kelurahan Tipo tidak terlepas dari terbentuknya Kota Administratif
Palu yang disahkan pada tanggal 27 september 1982, dan berdasarkan peraturan
pemerintah No.18 tahun 1978 daerah tipo resmi menjadi bagian dari diwilayah
Kota Administratif Palu yang kemudian menjadi daerah otonom dengan sebutan Kota
Palu.
Sumber di SINI Tutura TIPO
February 09, 2025
|
Labels:
Tutura
|
0 comments:
Post a Comment