Sejarah Singkat Desa NAMO
Sejarah singkat Desa
Namo
Awal mula nama Desa Namo berangkat dari kata Nabo atau air tergenang
yang tidak pernah kering. Nabo adalah nama pemukiman awal yang didiami oleh
nenek moyang pertama yang ada di Kulawi. Dikisahkan, tahun 1905, terjadi perang
Bulumomi (sekarang batas desa Namo dan Salua) yang dipimpin oleh seorang
pempimpin warga di Kulawi yang bernama Tuwualangi. Belanda tidak bisa menembus
ke wilayah Kulawi karena pertahanan yang kuat di Bulumomi –lebih dikenal dengan
penyebutan gunung potong.
Desa Namo Kecamatan Kulawi
Kabupaten Sigi, merupakan salah satu desa yang berbatasan langsung dengan Taman
Nasional Lore Lindu (TNLL). Luas Desa Namo ± 49.000 ha atau 16, 03 km² dengan
peruntukan lahan sebagai beriku t: 17 ha pemukiman, 27 Ha persawahan, 275 Ha
tanah perkebunan rakyat 150 Ha tegal/ladang
490 Ha hutan desa Sisanya hutan yang masuk dalam kawasan konservasi
Taman Nasional Lore Lindu (TNLL).
Desa Namo terletak di sebelah
selatan ibu kota provinsi,Kota Palu, dengan ketinggian ± 800 meter di atas
permukaan laut. Bentang wilayah Desa Namo didominasi oleh kawasan berbukit yang
memanjang dari utara ke selatan, dengan bentuk permukaan tanah 30 persen
dataran landai, 70 persen perbukitan dan pegunungan
Jarak jangkau dari ibu kota
kecamatan ke Namo sekira 4 km, dari ibu kota Provinsi 65 km dan dari ibu kota
kabupaten 60 km, yang semua akses itu bisa dijangkau dengan sarana transportasi
darat.
Luas wilayah Desa Namo 16,03 km²
yang terbagi menjadi empat dusun dengan sebaran wilayah berada di Laone
(wilayah Dusun 1 dan 2), Sapoo (wilayah Dusun 3) dan Sadaunta (wilayah Dusun
4).
Secara administrasi, batas-batas
Desa Namo, Kecamatan Kulawi sebagai berikut:
· Sebelah utara berbatasan dengan Desa
Salua
· Sebelah timur berbatasan dengan Desa
Puroo, Kecamatan Lindu
· Sebelah selatan berbatasan dengan Desa
Bolapapu
· Sebelah barat berbatasan dengan Desa
Tangkulowi
Jarak pusat desa dengan ibu kota
kecamatan dapat ditempuh melalui perjalanan darat ±2 km. Kondisi prasarana
jalan poros provinsi yang masih berupa jalan konstruksi dengan kondisi rusak
ringan rawan longsor di saat hujan dan kesulitan menyeberangi Sungai mengakibatkan
waktu tempuh menggunakan kendaraan bermotor mencapai kurang lebih setengah jam
atau lebih. Potensi Desa Namo cukup besar, baik potensi yang sudah dimanfaatkan
maupun yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Potensi yang ada baik sumber
daya alam maupun sumber daya manusia perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan
untuk kemakmuran masyarakat secara umum. Desa Namo merupakan wilayah yang cukup
potensial untuk usaha budidaya ikan air tawar, tanaman, peternakan pertanian
dan perkebunan dan persawahan. Hal tersebut didukung oleh kondisi geografis
serta sistem pengairan dari hulu ke hilir. Dukungan pemerintah desa untuk
pengembangan potensi budidaya perikanan, tanaman pertanian, peternakan,
perkebunan, dan perhutanan
May 09, 2025
|
Labels:
Riwayat
|
Blog Archive
-
▼
2025
(40)
-
▼
May
(24)
- Wilayah Kerajaan Sejarah Kabupaten Donggala
- Perang SIGI (1905-1908)
- Sejarah Lembah Palu
- BUOL SALING SAPA
- Sejarah Kerajaan BUOL
- Zaman Permulaan Magau dan Islam di Palu Tanah Kaili
- Zaman Sejarah
- Zaman Pra Sejarah
- Zaman Klasik dan Saverigading Di Palu Tanah Kaili
- Sejarah Singkat Kecamatan SIGI BIROMARU
- Sejarah Kota Palu
- Menapaki Jejak Pitu Nggota Ngata Kaili
- Kaili itu Ramah, Tapi Jangan Diusik
- Sejarah Desa WATUNONJU
- Sejarah Desa LOLU
- Sejarah Desa LORU
- Sejarah Singkat Desa NAMO
- Sejarah Terbentuknya Ngata Toro, Kulawi
- Sejarah Desa Jono Oge
- Sejarah Desa Oloboju
- Sejarah Desa Baluase
- TO SILONGA
- Islamisasi Ala Cikoang di Lembah Palu: Peran Sayyi...
- Jejak Diaspora Cikoang di Tawaeli
-
▼
May
(24)
0 comments:
Post a Comment